17 Agustus 2016

Memanfaatkan Rangkaian Remote Control Mainan Bekas







 Pendahuluan
Di gudang atau tempat sampah kadang kita menemui mobil mainan remote control bekas yang sudah ‘rusak’ karena patah atau putus kabel dalamnya. Sebenarnya kalau kita telaten, kita bisa membetulkan kerusakannya sendiri.  Namun karena kita berurusan dengan anak kecil yang sering seenaknyamelemparmobilmainannya, maka terkadang kerusakan kembali terjadi dan bahkan menjadi parah dan sulit dibetulkan dengan kasat mata.
Pada postingan kali ini, ane akan sharing pengalaman contoh memanfaatkan remote control bekas mainan mobil-mobilan yang telah kita anggap rusak, namun ternyata masih terdapat bagian receiver remote pada sisi mobil mainan yang masih bagus, sehingga barang bekas ini bakal menjadi sesuatu yang lebih berharga.  Adapun penggunaannya bisa untuk menyalakan/mematikan alat listrik 220VAC antara lain lampu 220V, feeder ikan, pintu pagar elektrik, kipas angin, dan sebagainya. Namun demikian, berdasarkan pengalaman, sinyal remote mobil mainan rawan adanya interferensi dari sinyal lain, jadi disarankan seyogyanya bukan untuk tujuan menyalakan alat listrik yang riskan.

Blok Diagram

Sistem Kerja:
1.     Remote receiver, bertugas hanya untuk memberikan umpan polaritas yang secara default diberikan kepada 2 motor penggerak (4 channel), sesuai dengan perintah yang ane berikan pada pemancar remote control,
2.    Polarity Detector, bertugas memisahkan polaritas dari kedua output remote receiver sehingga di bagian ini dikembangkan menjadi 4 output digital (low dan high),
3.    Toggle Switch, bertugas mengolah lagi output dari polarity detector untuk menggerakkan beban nyala-mati,
4.    Power manajemen, bertugas sebagai penyuplai catu daya yang sesuai untuk keperluan masing-masing bagian.

Langkah untuk membuat alat:
1.         Mendapatkan mobil-mobilan remote bekas berikut remote controlnya.
Sekedar informasi, terdapat pasangan remot control dalam hal ini yaitu receiver (penerima) pada sisi mobil-mobilan dan transmitter (pemancar) pada sisi remote controlnya (yang dipegang tangan). Kalau kamu pengin buat, tapi tidak punya mobil mainan remote bekas,  bisa cari/tanya ke pemulung sampah.  Kalau perlu pesan yang banyak,  dan kalau udah dapat bisa dirakit sendiri dan usaha dijual,  lumayan untuk nambah uang saku,  hehe. 
2.        Pastikan tidak ada permasalahan pada pasangan remote control, baik pada sisi pemancar maupun penerima
a)       Pemancar
Isilah bateray sebagaimana biasa dan tekan-tekan tombolnya, jika lampu indikator menyala, berarti sisi transmitter masih baik. Biasanya transmitter ini jarang mengalami kerusakan.

b)      Penerima
Isilah bateray sebagaimana biasa dan tekan-tekan tombol sisi transmitternya, jika ada respon semua, berarti kondisi masih baik. Namun kalau tidak respon, (namanya rusak) cobalah bongkar dan pastikan kabel yang putus disambung kembali. Jika masih belum bisa, gantilah motor (penggerak dan belok) dengan lampu kecil. Lakukan hal lain yang perlu sampai bisa. Biasanya kerusakannya tidak parah kok.
3.        Setelah OK, pisahkan bagian PCB circuit penerima dengan hati-hati. Kabel pada receiver remote biasanya berupa kabel antene, kabel catu daya (merah/hitam), dan output ke motor (baca: dinamo).




Pekerjaan persiapan
Sebenarnya remote kontrol yang ane praktekkan cuma tipe 1 motor,  namun tidak apalah ane jelasin untuk yang 2 motor.
1.      Tentukan mode penggunaan remote control yang akandibuat,  mode real time atau toggle.
·         Real time, maksudnya receiver dan transmitter memiliki lama respon yang relatif sama sesuai dengan apa yang kita perintahkan. Hal ini mirip dengan penggunaan remote control secara default  pada saat Agan mengendalikan mobil-mobilan.
·         Toggle, maksudnya receiver merespon hanya pada awal ketika Agan memberi perintah pada transmitter, mengingat rangkaian toggle segera mengambil alih tugas, baik menyalakan maupun mematikan dalam waktu lama. Fungsi ini berguna terutama untuk menyalakan dan mematikan alat listrik.  Agan pasti tidak pengin tangan ane pegel hanya untuk menyalakan lampu. Selain itu, mode toggle ini tentu akan lebih menghemat bateray pemancar remote. Untuk mode ini Agan  masih perlu membuat rangkaian tambahan toggle switch yang banyak tersedia di google, contohnya sebagai berikut dari website Mas Farid: 




Jika dikehendaki,  transistor di atas dapat diganti dengan triac untuk dihubungkan dengan lampu 220VAC.

2.     Komponen tambahan  yang  diperlukan:
a)    Dioda IN4008 atau sejenis sebanyak 8 buah, berguna sebagai detektor arus dan pengaman arus transien relay.
b)   Relay 5V, 6V,atau 9V (sesuai dengan tegangan batere), berguna sebagai kontaktor/saklar netral. Kebutuhan akan relay ini tergantung berapa channel output receiver yang akan dipakai dan akan meningkat jika output  toggel switch juga menggunakan relay.
c)    Adaptor 9V atau kalau memungkinkan pakailah bekas charger ponsel 5V/1A, berguna sebagai catu daya semua rangkaian dalam proyek ini.
d)   Toggle Switch, berguna untuk mengunci keadaan V1 (nyala) dan V0 (mati) dari sebuah input.
Pada akhirnya, semua rangkaian yang kita susun bermuara pada relay akhir dan akan menggerakkan/mematikan alat listrik, antara lain lampu, kipas angin, televisi, AC, dan sebagainya.

Rangkaian Inti
Dari blok diagram dan berbagai macam rangkaian pendukung yang ada di atas, terakhir kita hanya butuh rangkaian tambahan berupa yang namanya Rangkaian Detektor di bawah ini. 



Informasi Tambahan terkait Penguat Akhir H-Bridge
1.      Tegangan output dari  bateray biasanya 6-9V,
2.     Terdapat beberapa tipe 2 tipe channel mobil remote, antara lain:
a)       menggunakan 1 motor: hanya untuk maju/mundur, dan
Tipe ini mempunyai satu sinyal output receiver sehingga hanya bisa mengendalikan sesuah alat listrik
b)      menggunakan 2 motor: untuk maju-mundur dan belok kiri-kanan.
Tipe ini mempunyai 4 sinyal output receiver yang berbeda sehingga bisa dimanfaatkan juga untuk mengendalikan 4 jenis alat listrik yang berbeda.
3.     Pada prinsipnya, baik tipe 1 motor maupun 2 motor, arah putaran masing-masingnya dikendalikan oleh semacam rangkaian H-Bridge dengan kondisi input yang berbeda. 
4.  Jika Agan bermaksud menggunakan receiver hanya untuk memperoleh kode digital (high/low) sebagai masukan rangkaian berikutnya (mikrokontroller), Agan tidak perlu menggunakan rangkaian relay di atas, melainkan mencuplik 2 titik pada rangkaian sebelum menuju ke penguat akhir motor. Perlu diketahui bahwa penguat akhir pada sebagian besar rangkaian yang menggunakan motor DC sebagai penggerak maju-mundur, baik untuk mobil mainan atau robotika, biasanya menggunakan driver berupa H-Bridge, yang cara kerjanya mirip dengan shield Arduino L298N. Gambar di bawah dapat membantu untuk menentukan dimana titik tersebut, tidak sulit kok.
5.    Setelah menemukan 2 input titik ini, Agan dapat juga menggunakan untuk input L298N, baik untuk tujuan memperkuat arus output atau menerapkan sinyal PWM tertentu, sehingga kecepatan motor bisa bervariasi.


   Driver L298N


Contoh Titik 2 Input Rangkaian H-Bridge